Senin, 30 Juli 2012

Ramadhan Bulan Penuh Keistimewaan



LEMABANG 2008

Ibnu Abbas menceritakan apa yang ia dengar dari Rasulullah SAW. Sesungguhnya surga itu di ukup-ukup dan diperhias tiap tahun ketika masuk bulan Ramadhan. Apabila pada malam Ramadhan, datanglah angin dari bawah Arasy (singgasana Allah) yang bernama Al-Mutsirah, menggoyangkan daun-daun surga dan menggerakkan daun pintu. Sehingga terdengarlah suara bidadari dari jendela-jendela atas bagian surga dan berseru: "Siapakah yang meminang kepada Allah untuk dikawinkan dengan salah seorang dari kami?" Kemudian bidadari-bidadari itu bertanya kepada malaikat Ridwan: "Yaa Ridwan, malam apakah ini?" Malaikat Ridwan menjawab: "Wahai wanita-wanita cantik, ini adalah malam pertama dari bulan Ramadhan."

Kemudian Allah berfirman: "Wahai Ridwan, bukakanlah pintu-pintu surga untuk orang-orang yang berpuasa dari ummat Muhammad." Allah SWT berfirman kepada malaikat Malik: "Wahai Malik, tutuplah pintu-pintu neraka untuk orang-orang yang berpuasa dari ummat Muhammad." Allah berfirman kepada malaikat Jibril: "Wahai Jibril, turunlah ke bumi, ikatlah syaitan-syaitan yang jahat dan rantai mereka. Kemudian buanglah mereka ke dalam laut supaya mereka tidak mengganggu, merusak puasanya ummat Muhammad." Dan pada tiap malam bulan Ramadhan, Allah SWT berseru tiga kali:

- Siapa yang meminta, akan Aku berikan permintaannya.

- Siapa yang bertaubat, akan Aku terima taubatnya.

- Siapa yang meminta ampun, maka Aku akan ampunkan.

Dan pada tiap hari di bulan Ramadhan, Allah SWT memerdekakan sejuta ahli neraka yang seharusnya layak mendapatkan siksa. Dan bila pada hari atau malam Jum'at, pada tiap jamnya dimerdekakan sejuta orang dari api neraka. Dan pada akhir Ramadhan, Allah SWT memerdekakan pada hari itu sebanyak orang yang dimerdekakan dari pertama hingga akhir Ramadhan.

Pada malam Laillatul Qadar, Allah SWT menyuruh malaikat Jibril dengan rombongan malaikat turun ke bumi dengan membawa panji hijau dan diletakkan diatas Ka'bah, lalu malaikat Jibril mengutus para malaikat pergi kepada ummat Muhammad untuk memberi salam kepada tiap-tiap orang yang sedang berdiri ataupun duduk, shalat ataupun berdzikir dan menjabat tangan mereka serta mengaminkan do'a mereka hingga terbit fajar. Dan bila telah terbit fajar, maka Jibril berseru: "Wahai para malaikat segera kembali, kembali." Para malaikat bertanya: "Yaa Jibril, bagaimana mengenai hajat kaum mukminin dari ummat Muhammad?" Jibril menjawab: "Allah melihat mereka dengan pandangan Rahmat dan mengampuni mereka, kecuali golongan pemabuk, pendurhaka, memutuskan hubungan keluarga, dan orang yang memboikot tidak bicara dengan saudaranya lebih dari tiga hari."

Malam Idul Fitri dinamakan malam pembagian hidayah, pada pagi harinya diutuslah seorang malaikat berdiri di perempatan jalan sambil berseru dengan suara lantang, yang dapat didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia: "Wahai ummat Muhammad, keluarlah kalian kepada Tuhan Yang Pemurah, memberi yang besar dan mengampunkan dosa-dosa besar." Dan bila mereka keluar menuju masjid dan mushalla, maka Allah SWT berfirman kepada para malaikat: "Wahai para malaikat, apakah upah buruh bila telah menyelesaikan pekerjaannya?" Malaikat menjawab: "Yaa Tuhan kami, upahnya supaya dibayar lunas." Allah SWT berfirman: "Aku persaksikan kepadamu wahai malaikat-Ku, bahwa pahala puasa dan bangun malam Ramadhan itu Keridhaan-Ku dan ampunan-Ku," Kemudian Allah SWT berfirman: "Memintalah wahai hamba-hamba Ku, demi Kemuliaan dan Kebesaran Ku, tiadalah kamu meminta urusan dunia atau agama melainkan Aku berikan kepadamu."

Cerita yang diangkat dari hadits Rasulullah SAW tersebut menjadi bukti bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat dan berkah. Apa yang diceritakan dan disampaikan oleh Rasulullah tersebut, merupakan bagian dari dakwah Beliau untuk menyeru ummatnya agar menjadikan Ramadhan sebagai lahan subur untuk beribadah dan beramal shaleh. Umat Islam hendaknya menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Ibadah. Artinya, urusan ibadah hendaklah diperhatikan baik secara kualitas dan kuantitas. Disamping itu, hendaklah kita jadikan sebagai Syahrul Tarbiyah atau bulan pendidikan. Artinya, orang yang menjalankan ibadah Ramadhan hendaklah mendidik dan membimbing dirinya untuk menjadi orang yang ikhlas dan sabar dalam beribadah, serta menjauhi sifat-sifat tercela.

0 komentar:

Posting Komentar