Sabtu, 15 November 2014

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka (Bag. 3/2 Selesai)

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka13. Berjudi dan Minum Khamar
Perjudian apapun bentuk dan jenisnya dilarang dalam Islam. Berjudi merupakan perbuatan keji yang besar dosanya. Oleh sebab itu harus dijauhi. Orang yang bermain kartu dan berjudi sesungguhnya ia telah berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

”Barang siapa bermain kartu (berjudi), maka sesungguhnya ia telah berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Malik, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Berrjudi, bukanlah solusi untuk mengatasi kemiskinan dan bukan pula cara untuk mencari harta benda yang baik dan halal dalam Islam. Orang yang mencari harta dengan cara yang tidak benar dan tidak halal, baginya dosa yang besar dan kelak di hari kiamat akan mendapatkan siksa yang pedih. Perhatikan hadits Nabi SAW berikut ini:

”Sesungguhnya orang-orang yang berusaha dan mendapatkan harta Allah dengan cara yang tidak hak (benar), maka bagi mereka adalah neraka pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Demikian pula bermabuk-mabukan dengan meminum khamar atau segala jenis minuman yang memabukkan, juga haram dan besar dosanya. Meminum khamar dan berjudi merupakan perbuatan setan yang sangat keji. Segala benda-benda yang memabukkan apa pun bentuk dan jenisnya, termasuk dalam kategori khamar. Sebagaimana keterangan hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:

”Setiap yang memabukkan adalah khamar dan tiap-tiap khamar adalah haram. Barang siapa meminum khamar di dunia, kemudian ia mati dan belum bertaubat daripadanya dan dia menjadi pecandunya, maka di akhirat ia tidak akan meminumnya.” (HR. Muslim)

Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
(QS. Al-Maidah: 90-91)

Khamar termasuk salah satu jenis minuman ahli surga. Dengan tidak mendapatkan minuman khamar di akhirat, berarti tidak termasuk penduduk surga. Mengenai khamar yang ada di surga itu, sesungguhnya hanya sama nama saja dengan khamar di dunia. Mengenai hal ini perhatikan firman Allah SWT berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal di dalam neraka mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya.” (QS. Muhammad: 15)

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tidak mabuk karenanya.” (QS. Ash-Shaffat: 45-47)

Khamar, di dunia merupakan minuman yang diharamkan dan kekejian yang besar. Barangsiapa yang meminumnya, maka ia melakukan maksiat dan durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, yang diancam dengan siksa yang pedih. Nabi SAW bersabda:

”Jauhilah olehmu minuman khamar, karena ia adalah induk dari segala perbuatan yang keji. Barangsiapa yang tidak mau menjauhinya sungguh ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, dan dia berhak untuk disiksa sebab kemaksiatannya kepada Allah dan Rasul-Nya itu.” (HR. Thabrani)

Keharaman khamar itu tidak hanya terbatas bagi peminumnya saja, tetapi semua yang terkait dengannya, meliputi orang yang memproduksi, yang menjual dan seterusnya. Ibnu Malik Ra meriwayatkan hadits sebagai berikut:

”Rasulullah SAW melaknat sepuluh orang yang terkait dengan khamar, yaitu: Pemeras (pembuatnya); yang minta diperaskan (dibuatkan); yang meminumnya; yang membawanya; yang dibawakan khamar kepadanya; yang meminumkan khamar; yang menjual khamar; yang makan hasil penjualan khamar; yang membeli khamar; dan orang yang dibaliknya.”
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Nabi SAW juga bersabda:

”Aku mengutuk khamar, peminumnya; penjamunya; penjualnya; pembelinya; pemerahnya; orang yang diperahkannya; pengantar yang membawakannya; dan pemakan harganya (hasil penjualannya).” (HR. Abu Dawud)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah meminum khamar. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah duduk pada jamuan (hidangan) minum-minuman khamar.”

14. Menggunjing
Termasuk perbuatan yang berdosa besar lainnya ialah menggunjing, memfitnah, mengadu domba. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari kamu prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Kita juga dilarang untuk mengikuti orang yang banyak mencela, menyebar luaskan berita-berita bohong dan memfitnah. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan janganlah kamu ikuti orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam: 10-11)

Bagi orang yang biasa menggunjing, mengadu domba dan tukang fitnah itu, Rasulullah SAW menyatakan sebagai orang yang tidak akan masuk surga kelak di akhirat. Sebagaimana haits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah Ra ia berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

”Orang yang mengadu domba tidak akan masuk surga.” (Muttafaq ‘Alaih)

Abu Hurairah RA juga meriwayatkan, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya seseorang itu bisa kaena mengucapkan suatu perkataan tanpa dipikirkan dan tidak tahu kejelasannya, sehingga menjadikannya tergelincir ke dalam neraka karenanya, yang mana jarak jauh luas neraka itu lebih jauh (luas) dari jarak antara timur dan barat.” (Muttafaq ‘Alaih)

15. Berdusta
Berdusta termasuk dilarang dalam Islam dan merupakan perbuatan yang besar dosanya. Islam mengharamkan dusta karena dusta itu akan mendatangkan bahaya yangakan menimpa orang lain baik secara individu maupun kelompok. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menujukkan larangan untuk berlaku dusta. Di antaranya firman Allah SWT dalam surat An-Nahl berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram,” untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka adzab yang pedih.”
(QS. An-Nahl: 116-117)

Allah SWT tidak memberikan petunjuk kepada para pendusta lagi ingkar. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pedusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3)

Asma’ bin Yasid, pernah bertanya kepada Rasulullah SAW; “Ya Rasulullah, jika salah seorang mengatakan sesuatu yang diinginkannya dengan “saya tidak ingin,” apakah termasuk sebagai dusta?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya dusta itu dicatat sebagai dusta, sehingga dusta yang kecil itupun dicatat sebagaii dusta kecil. (HR. Ahmad)

Orang-orang yang berdusta terhadap Allah, diancam dengan adzab yang pedih kelak di akhirat. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, muka mereka menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar: 60)

Mengenai balasan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, di akhirat nanti,, dapat pula diketahui dari ayat-ayat berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-A’raf: 36)

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Adapun orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 39)

Sedangkan mengai balasan orang yang membuat kedustaan dengan mengatasnamakan Rasulullah SAW, Imam Muslim meriwayatkan hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Barangsiapa membuat kedustaan atas namaku, maka dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam neraa Jahanam.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain juga di riwayatkan Muslim, beliau bersabda:

”Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka ia akan ditempatkan pada tempatnya di dalam neraka.” (HR. Muslim)

Dalam skala tertentu ada dusta yang diperbolehkan, jika tidak menimbulkan bahaya, dalam tiga hal. Yaitu, dalam peperangan dengan maksud sebagai strategi politik peperangan; dalam rangka kebaikan untuk mendamaikan antara manusia yang bertikai dan bermusuhan; dan perkataan suami pada istri untuk mengokohkan cintanya, begitu pula perkataan istri pada suaminya dengan tujuan untuk mengkokohkan cinta dan menciptakan keharmonisan rumah tangganya.16. Riya’
Riya’ adalah termasuk perbuatan dosa besar yang akan membuat pelakunya mendapatkan adzab di akhirat. Riya’ dapat diartikan sebagai bentuk memamerkan diri pada orang lain baik mengenai kelebihan-kelebihan, kebaikan, kedermawanan, kepandaian atau kelebihan yang dimiliki lainnya. Hal itu dilakukan agar mendapatkan sanjungan dan pujian dari orang lain.

Setiap ibadah harus dilakukan karena Allah, jangan dikotori dengan karena yang selain Allah. Pahala amal ibadah yang disertai dengan riya’ akan hilang musnah, bahkan hal itu akan menyebabkannya mendapatkan adzab dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakitkan (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.”

Bagi orang-orang yang riya’, diancam dengan siksa yang pedih di akhirat kelak. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Ma’un: 4-7)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

”Allah Ta’ala berfirman: Saya paling tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa yang melaksanakan suatu amal dengan mempersekutukan Aku kepada selain Aku, maka Aku akan meninggalkannya dan tidak memperdulikannya.” (HR. Muslim)

Riya’ merupakan syirik kecil yang sangat ditakutkan Nabi SAW akan menimpa umatnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya yang paling aku takuti pada diri kamu ialah syirik kecli. Ditanyakan pada beliau: Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: Yaitu riya’. Terhadap orang yang riya’ itu besok pada hari menusia mendapatkan pembalasan atas perbuatan-perbuatan mereka, Allah berfirman: Pergilah kamu pada orng-orang yang dahulu kamu pameri (riya’i) dengan perbuatan-perbuatan kamu. Maka lihatlah adakah kamu mendapatkan balasan di sisi mereka?”

Disebutkan dalam hadits yang cukup panjang yang diriwayatkan Muslim, mengenai balasan orang-orang yang riya’ dalam beribadah kelak di hari kiamat, simaklah sabda Rasulullah Saw berikut ini:

”Dari Abu Hurairah RA ia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya manusia yang pertama kali yang diberi keputusan nanti di hari kiamat ialah orang yang (dianggap) mati syahid, diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang dipersiapkan pada orang yang mati syahid) hingga dia mengetahuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya: Apa yang kamu lakukan untuk mendapatkannya (kenikmatan itu)? Ia menjawab: Saya berjuang di jalan-Mu sehingga saya mati syahid. Allah menjawab: Kamu bohong, kamu berjuang agar dikatakan sebagai pemberani. Dikatakan, kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu, akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. Kedua, orang yang belajar dan mengajar serta suka membaca Al-Qur’an, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan yang selayaknya diterima oleh orang yang melakukan itu, dan iapun melihatnya. Allah berfirman: Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan kenikmatan itu? Ia berkata: Saya belajar ilmu dan mengamalkannya serta membaca Al-Qur’an karena-Mu. Allah menjawab: Kamu bohong, tetapi kamu mengajar agar kamu dikatakan sebagai orang yang alim (pandai), dan kamu membaca Al-Qur’an agar dikatakan sebagai qaari (orang ahli membaca Al-Qur’an). Dikatakan, kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu, hingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka. Ketiga, orang yang dilapangkan rizkinya dan diberi Allah berbagai harta kekayaan, lalu ia didatangkan dengannya, diperlihatkan kenikmatannya, dan iapun mengetahuinya. Lalu Allah befirman: Apa yang telah kamu lakukan dengannya? Ia berkata: Saya tidak meninggalkan suatu jalan yang Engkau sukai untuk berinfak di jalan itu, melainkan saya berinfak karena-Mu. Allah berfirman: Kamu bohong, tetapi kamu beramal begitu, agar dikatakan sebagai orang yang dermawan. Dikatakan, kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu hingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Tetapi apabila seseorang melakukan kebaikan atau ibadah secara ikhlas karena Allah tanpa unsur riya’ di dalamnya, lalu ia mendapatkan pujian dari orang lain atas amal ibadahnya, maka yang demikian itu merupakan bagian dari berita gembira yang disegerakan kepadanya. Namun dengan pujian itu, janganlah lantas membuatnya berbangga diri dan sombong. Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, ia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “Bagaimana pandangan baginda tentang seseorang yang melakukan amal kebaikan dan dipuji oleh orang-orang?” Beliau menjawab: “Itu adalah berita gembira yang disegerakan kepada orang yang beriman.” (HR. Muslim)

17. Memutus Hubungan Famili
Memutuskan hubungan kekerabatan atau kefamilian dilarang dalam Islam. Bagi orang yang memutuskan hubungan kefamilian, dnyatakan dalam sebuah hadits, sebagai orang yang tidak akan masuk surga. Untuk lebih jelasnya perhatikan hadits berikut ini:

”Diriwayatkan dari Abi Muhammad Jubair bin Muth’im RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan masuk surga orang memutus (kefamilian).” Sofyan berkata dalam satu riwayatnya, yakni: Orang yang memutuskan hubungan famili.” (Muttafaq ‘Alaih)

18. Menghina Orang Islam
Menghina, menyakiti dan mencaci maki sesama muslim dilarang dalam Islam. Sesama mukmin antara yang satu dangan yang lain adalah bersaudara. Antara yang satu dengan yang lainnya harus saling menghormati dan menghargai, saling bantu membantu dan tolong menolong. Mereka bagaikan satu tubuh, bila ada anggota tubuh yang sakit maka anggota yang lainnya pun ikut sakit. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Hujurat: 10)

Dalam ayat selanjutnya Allah melarang untuk melakukan penghinaan dan mengolok-olok antara satu dangan yang lainnya. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jangalah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah amu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

Orang yang menhina dan mencaci maki orang Islam tanpa ada kesalahan yang diperbuatnya, maka baginya dosa yang besar. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 58)

Orang mukmin yang sejatinya dituntut untuk menciptakan suasana damai, aman dan sentosa. Tingkah laku dan perbuatannya, sikap dan tutur katanya, hendaklah dapat menciptakan suasana kesejukan, mendorong semangat untuk beramal shaleh, bukan maah sebaliknya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Al-Ash RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

”Orang Islam itu ialah orang yang dapat membuat orang-orang Islam merasa selamat (aman) dari lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Disebutkan di dalam hadits Isra’ Mi’raj, bahwa Nabi SAW menyaksikan siksaan yang ditimpakan kepada orang yang suka mengganggu dan menyakiti orang Islam. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Ketika aku dimi’rajkan aku melewati suatu kaum yang berkuku dari tembaga, di mana mereka mencakar-cakar muka-muka dan dada-dada mereka. Lalu aku bertanya: Siapakah mereka itu hai Jibril? Jibril menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging sesamanya dan mengganggu kehormatan mereka (kaum muslim).” (HR. Abu Dawud)

19. Memboikot Saudara Sesama Muslim
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Antara yang satu dengan yang lainnya harus saling hormat menghormati, tolong menolong, bantu membantu, harga menghargai. Orang Islam yang memboikot dan tidak menyapa saudara muslimnya melebihi tiga hari hingga mati, maka ia diancam dengan siksa neraka. Sebagaimana keterangan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud berikut ini:

”Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya sesama muslim melebihi tiga hari. Barangsiapa yang memboikot (saudara sesama muslimnya) lebih tiga hari, lalu ia mati, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud)

20. Memberikan Kesaksian Palsu

Termasuk dosa besar lainnya ialah memberikan kesaksian palsu. Realitas kebenaran akan kabur dan tertutupi, disebabkan adanya kesaksian yang palsu, sehingga yang salah menjadi benar dan yang benar menjadi salah. Perbuatan seperti itu merupakan kedzaliman yang nyata, betapa tidak? Dengan kesaksian palsu, pihak yang benar menjadi berada di pihak yang salah. Sehingga hak-haknya menjadi terampas oleh pihak lain yang salah. Yang benar menjadi teraniaya dan didzalimi. Rasulullah SAW menegaskan bahwa memberikan kesaksian palsu adalah termasuk dosa yang besar. Beliau bersabda:

”Perhatikan, saya beritahukan kalian tentang dosa-dosa besar, yaitu: Menyekutukan Allah; durhaka kepada ibu bapak; perkataan dusta; dan kesaksian palsu. Beliau berkali-kali mengulanginya hingga kami berkata, kami berharap baginda berhenti (tidak mengulanginya terus).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW juga bersabda:

”Barangsiapa yang telah aku putuskan baginya dari harta saudaranya dengan tidak benar (karena adanya keterangan palsu), maka janganlah ia mengambilnya. Karena sesungguhnya hal itu, berarti aku berikan kepadanya sepotong api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
br />Mengenai balasan orang yang memberikan kesaksian palsu di akhirat kelak ialah siksa di dalam neraka. Rasululla SAW bersabda:

”Tidak akan terpeleset telapak kaki orang yang membrikan kesaksian palsu, hingga Allah mewajibkannya tergelincir ke dalam neraka.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

21. Menyakiti Tetangga
Tetangga adalah orang yang paling dekat dan bersebelahan dengan rumah kita. Oleh sebab itu antar tetangga harus saling menghormati dan menghargai. Dalam hidup bertetangga antara yang satu dengan yang lainnya mempunyai hak dan kewajiban. Masing-masing tetangga harus dapat menjaga dan meindungi hak-hak tetangga. Mengganggu dan menyakiti tetangga adalah termasuk berdosa.

Berbuat baik kepada tetangga diperintahkan dalam Islam. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sahib dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa’: 36)

Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepada Nabi SAW untuk berbuat baik terhadap tetangga. Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan ‘Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku untuk selalu berbuat baik kepada tetangga, sehingga aku mengira bahwa tetangga itu akan dapat mewarisi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW melarang berbuat sesuatu yang menyakiti tetangga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya; barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya; ddan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam.” (Muttafaq ‘Alaih)

Abu Hurairah RA juga meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

”Demi Allah tidaklah (sempurna) iman seseorang; demi Allah tidaklah (sempurna) iman seseorang; demi Allah tidaklah (sempurna) iman seseorang. Siapakah orang itu, ya Rasulullah? Beliau bersabda: Yaitu orang yang membuat tetangganya merasa tidak aman karena ulahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Orang yang suka menyakiti tetangga, dinyatakan dalam suatu hadits sebagai orang yang tidak akan masuk surga. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:

”Tidak akan masuk surga, orang yang membuat tetangganya merasa tidak aman karena gangguannya.” (HR. Muslim)

Nabi SAW pernah ditanya mengenai seorang perempuan yang selalu menyakiti tetangganya, tetapi dia juga melakukan shalat malam dan puasa di siang hari. Beliau menyatakannya sebagai orang yang akan masuk neraka. Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah ditanya: Ya Rasulullah, jika ada wanita melakukan shalat malam, sedang di siang harinya ia berpuasa, (tetapi) ia menyakiti tetangganya dengan lisannya? Beliau menjawab: Tiada kebakan padanya dan ia kelak berada di dalam neraka. (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

22. Khianat
Termasuk dosa besar ialah khianat dan tidak memenuhi janji. Memenuhi janji dan amanat yang dipercayakan kepada seseorang menjadi sebuah keharusan baginya. Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk memenuhi janji dan tidak mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadanya. Sebagaimana dijelaskan di dalam ayat berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 27)

Janji itu haruslah dipenuhi, karena janji itu akan dimintai pertanggung jawaban. Allah berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungan jawabannya.”

Mengingkari janji dan khianat merupakan ciri dari orang munafik. Rasulullah SAW bersabda:

”Dari Abdullah bin Amr ibnul Ash RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Empat hal, bila melekat pada diri seseorang, maka ia adalah benar-benar orang munafik. Dan barangsiapa yang di dalam dirinya ada satu dari empat hal itu, maka berarti di dalam dirinya ada satu hal dari kemunafikan hingga ia meninggalkannya. Keempat hal itu ialah, apabila ia dipercaya, khianat; jika berbicara, ia dusta; bila berjanji, ia mengingkari; dan apabila bertengkar, ia bertindak keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagi orang-orang yang khianat dan merusak janji-janji Allah akan mendapatkan laknat dan tempat kembali yang buruk serta siksa yang pedih. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam).” (QS. Ar-Ra’d: 25)

Ada tiga golongan manusia, kelak di akhirat menjadi musuh Allah, ketiga orang itu sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi SAW berikut ini:

”Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, Allah SWT berfirman: Tiga orang Aku musuhnya pada hari kiamat, yaitu: Orang yang memberi dengan atas nama-Ku kemudian ia mengkhianati; orang yang menjual orang merdeka, lalu ia memakan harganya; dan orang yang mempekerjakan buruh lalu ia telah menyempurnakan pekerjaannya, namun orang itu tidak memberikan upah kepadanya.” (HR. Bukhari)

Demikian di antara dosa-dosa besar yang akan mengantarkan pelakunya masuk ke dalam neraka kelak di hari kemudian. Semoga kita dijauhkan Allah dari segala bentuk perbuatan dosa yang akan menyeret kita ke dalam neraka. Semoga!

Sumber: Judul Buku: Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka
Penyusun: Moh Samsi Hasan


* * * * * * * * * * * * * * *

0 komentar:

Posting Komentar